PatraData – Jika Tri Rismaharini maju dalam Pilkada Jawa Timur (Jatim) 2024 dengan dukungan PDIP, ia diperkirakan akan menjadi pesaing kuat bagi petahana Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa.
Simulasi yang dilakukan oleh lembaga riset PatraData Dashboard System menunjukkan bahwa persaingan antara Khofifah dan Risma akan berlangsung sengit, mengingat keduanya adalah figur berpengaruh dengan tingkat popularitas dan elektabilitas tinggi di Jatim.
“Khofifah dan Risma sama-sama memiliki modal politik yang kokoh, baik dari pencapaian pribadi maupun dukungan partai,” ujar Direktur Riset dan Pemenangan PatraData, Hasmin Aries Pratama, Jumat (28/6/2024).
Khofifah telah dipastikan maju bersama Emil Dardak dengan dukungan partai besar seperti Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, dan PPP, yang memberikan total 56 kursi DPRD Provinsi (47%). Sementara itu, Risma, yang menjabat sebagai Menteri Sosial, belum mendapat dukungan resmi dari partai politik, namun PDIP diprediksi akan mengusungnya. PKB juga berpotensi menjadi mitra koalisi PDIP meskipun memiliki hubungan politik yang kurang harmonis dengan Khofifah.
Jika PKB bergabung dengan PDIP, mereka bisa mengajukan pasangan Risma dengan nama yang kuat seperti KH Marzuki Mustamar, mantan Ketua PWNU Jatim. Koalisi ini diperkirakan dapat menguasai 48 kursi DPRD Jatim (41%), melebihi ambang batas minimal untuk mencalonkan gubernur.
Dalam simulasi yang menggunakan teknologi big data dan AI, pasangan Khofifah-Emil diproyeksikan menguasai 66.271 TPS dari total 120.666 TPS, sementara pasangan Risma-Marzuki menguasai 59.607 TPS. Selisih ini mencerminkan persaingan ketat dengan dominasi Khofifah-Emil di zona hijau, namun Risma-Marzuki memiliki kekuatan signifikan di beberapa wilayah strategis.
Misalnya, pasangan Risma-Marzuki diprediksi unggul di Malang dengan penguasaan 4.710 TPS di 29 kecamatan, serta di Banyuwangi dengan 2.507 TPS di 21 kecamatan. Di sisi lain, Khofifah-Emil menunjukkan kekuatan di kota-kota besar seperti Surabaya (5.658 TPS) dan Jember (5.029 TPS).
Hasmin menambahkan bahwa meskipun analisis berbasis big data dan algoritma machine learning memiliki tingkat akurasi tinggi, dinamika politik lapangan dapat memengaruhi hasil akhir. Terlebih, dua partai besar seperti Nasdem dan PKS belum menentukan arah dukungan mereka, yang dapat menjadi faktor penting dalam Pilkada mendatang.
Jumlah TPS pada Pilkada Jatim 2024 juga diperkirakan akan berkurang setengahnya dari data Pemilu 2024 karena penyesuaian jumlah pemilih per TPS. Hal ini menjadi pertimbangan penting dalam strategi kampanye kedua kubu.
Dengan peta kekuatan politik yang hampir seimbang, Pilkada Jatim 2024 diprediksi menjadi salah satu pertarungan politik paling menarik di tahun mendatang.