PatraData – Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim) menjadi salah satu ajang yang menarik perhatian dalam Pilkada Serentak 2024. Khofifah Indar Parawansa, yang saat ini menjabat sebagai gubernur, hampir dipastikan kembali mencalonkan diri bersama wakilnya, Emil Elestianto Dardak. Di sisi lain, Tri Rismaharini, Menteri Sosial, disebut-sebut sebagai penantang kuat, dengan kemungkinan berpasangan dengan KH Marzuki Mustamar, mantan Ketua PWNU Jatim.
Simulasi kekuatan politik kedua pasangan ini dilakukan oleh PatraData Dashboard System, sebuah platform berbasis big data dan artificial intelligence (AI). Teknologi ini memanfaatkan data Pemilu Legislatif (Pileg) 2024, data historis Pilkada 10 tahun terakhir, dan analisis geospasial untuk memetakan preferensi pemilih di 120.666 TPS yang tersebar di Jawa Timur.
Hasil Simulasi dan Analisis
Hasil simulasi menunjukkan pasangan Khofifah-Emil unggul dengan menguasai 66.271 TPS, sementara pasangan Risma-Marzuki diprediksi menguasai 59.607 TPS. Selisih yang tipis ini menggambarkan persaingan ketat antara keduanya.
Pasangan Khofifah-Emil memiliki basis dominan di beberapa wilayah:
- Kota Surabaya: Menguasai 5.658 TPS
- Jember: Menguasai 5.029 TPS
- Tuban: Menguasai 2.855 TPS
Sementara pasangan Risma-Marzuki memiliki dominasi di:
- Malang: 4.710 TPS di 29 kecamatan
- Kediri: 3.103 TPS di 26 kecamatan
- Banyuwangi: 2.507 TPS di 21 kecamatan
- Sumenep (Madura): 2.017 TPS di 22 kecamatan
- Trenggalek: 1.499 TPS di 13 kecamatan
Namun, beberapa wilayah menjadi zona kompetitif atau berisiko bagi masing-masing pasangan.
Teknologi yang Digunakan
PatraData menggunakan algoritma machine learning dan big data analytics untuk memprediksi preferensi pemilih berdasarkan data historis dan tren terbaru. Selain itu, analisis geospasial memberikan gambaran distribusi kekuatan politik di berbagai wilayah, yang dipengaruhi oleh dukungan partai politik.
Faktor yang Bisa Mengubah Peta Politik
Meskipun simulasi menunjukkan keunggulan Khofifah-Emil, dukungan dari partai lain, seperti NasDem dan PKS, dapat menjadi faktor penentu. Kedua partai ini memiliki kursi yang signifikan di DPRD Jatim namun belum menentukan arah dukungan. Jika keduanya bergabung dalam koalisi tertentu, persaingan bisa semakin sengit.
Hasmin Aries Pratama, Direktur Riset PatraData, mencatat bahwa meskipun teknologi memberikan prediksi dengan akurasi tinggi, dinamika politik lapangan tetap berpotensi mengubah hasil akhir. Hal ini terutama dipengaruhi oleh pendekatan kandidat dalam kampanye dan respons masyarakat terhadap isu-isu lokal.
Dengan teknologi canggih dan data mendalam, Pilgub Jatim diprediksi menjadi salah satu kontestasi politik paling menarik dalam Pilkada 2024.